Sabtu, 26 September 2009

Puisi-Puisi Karya Erwin Hartono Dimuat di Riau Mandiri April 2009


Kontrak Lima Tahunan

Setelah pesta demokrasi
Selesai kita tunaikan
Selesai sudahkah janji-janji itu?
Setelah harapan diperoleh
Selesai kampanye dilaksanakan
Selesai disinikah pidato-pidato perubahan itu?
Sederet pekerjaan rumah
Harus segera dikerjakan
Sebab mulai dipertanyakan
Sederet kata-kata
Yang pernah terlontar
Mulai ditagih
Setumpuk kertas kerja
Tercatat dalam memori janji
Mesti direalisasi
Sebab dosa
Akan menimpa diri
Bila mengelak dari janji
Kuatkanlah akar iman
Janganlah tergoda
Janganlah biarkan nista tanganmu
Di dalam memutuskan
Janganlah biarkan rusak kata-katamu
Di dalam merumuskan ide-ide
Untuk kepentingan rakyat
Saat ini…..
Di tangan para dewan
Nasib negeri ini kita serahkan
Sebagai kontrak lima tahunan
Untuk diperjuangkan
Untuk membawa pembaharuan
Memberikan kesejahteraan
Bagi masyarakat
Sedang ditunggu-tunggu.

Pekanbaru, 10 April 2009



Matahari Bangsa

Matahari telah terbit
Dengan cahaya yang terang bersinar
Dari proses demokrasi negeri ini
Yang akan membawa perubahan
Pada bangsa besar ini
Matahari bangsa ini
Jangan surutkan sinarmu
Jangan biarkan redup
Ditutupi awan kegelapan
Jangan gelapkan matamu
Hanya demi upeti
Sebab kontrak politik ini
Dipercayakan di tanganmu
Majulah matahari bangsa
Selangkah pun jangan pernah mundur
Sedetik pun jangan pernah lupa
Akan perjuangan
Membawa bangsa ini
Keluar dari penderitaan
Teruslah berlayar matahari bangsa
Jangan pernah pulang
Sebelum tujuan dapat diperoleh
Jangan pernah berlabuh
Sebelum angin perubahan menerpa
Berlayarlah di tengah lautan kehidupan
Selami dasar samudera persoalan
Jangan pernah menyerah
Perjuangkan terus
Kepentingan rakyat.

Pekanbaru, 10 April 2009



Arti Kepercayaan

Kutunggu aksimu
Para dewan terhormat
Di tapal batas Kota Bertuah ini
Untuk bawa perubahan
Kutunggu caramu atasi tugas mulia
Di muara Sungai Siak
Yang telah memberimu dahaga
Selama ini
Lihatlah selalu rakyatmu
Jangan biarkan undang-undang
Dan peraturan hanya untungkan
Sekelompok orang saja
Jangan biarkan kebijakan pemerintah
Yang selalu merampas hak rakyat kecil
Lihatlah para buruh lusuh itu
Tengoklah para petani dan pemulung
Lirih hidup masyarakat miskin yang papa
Tak ada pekerjaan
Tak ada masa depan
Terlunta-lunta dilautan sampah
Terlunta-lunta akibat kebijakan yang tak berpihak
Pada akar yang miskin
Di makan mesin zaman ini
Di tanganmu
Para dewan terhormat
Bisa wujudkan arti kepercayaan itu.

Pekanbaru, 10 April 2009



Pengawal Pentas Kehidupan

Aku hanyalah penyair
Dalam politik selama ini
Aku hanya tetap mempermainkan kata-kata
Dibelantara kehidupan ini
Lautan politik hanyalah sebuah goresan
Pada kanvas lukisan
Pengalaman untuk di-syairkan
Aku tetaplah penyair
Bukan politikus
Aku ingin hidup bebas
Bersama burung-burung gagak kota ini
Bermain dipanggung dagelan
Bersandiwara dalam dunia pentas
Membawakan sosok dewan
Yang rindu akan perubahan
Aku tetaplah penyair
Pengawal pentas panggung kehidupan.

Pekanbaru, 10 April 2009

0 komentar: