Sabtu, 10 April 2010

Paskah Sudah di Depan Mata

Sudah Dimuat di harian Metro Riau, Minggu 28 Maret 2010

Kemenangan Orang Percaya

Persoalan dan pergumulan hidup menjadi tantangan kita di dunia ini. Tetapi jangan gara-gara persoalan itu membuat kita menjadi frustasi, stress dan melupakan pertolongan Tuhan. Persolan itu adalah derita yang mesti kita tanggung. Itu belumlah seberapa dibandingkan dengan pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib.

Saat ini, semakin beraneka ragam persoalan yang kita hadapi. Mulai dari pekerjaan, masalah pendidikan anak, biaya hidup yang semakin lama semakin tak bersahabat dengan kocek orang-orang miskin. Terkadang beragam persoalan ini membuat kita terpukul dan akhirnya mencari jalan pintas.

Tuhan Yesus tidak menghendaki kita memilih jalan pintas, jalan tol yang bebas dari hambatan bahkan jalan yang tergesa-gesa. Tuhan menghendaki kita berjalan apa adanya, tenang dan selalu berpengharapan kepada-Nya. Kita boleh saja hidup miskin, namun memakan rezeki yang halal, selalu berbuat kebaikan dan kasih yang tulus, bukan berpura-pura.

Kekayaan rohani dijanjikan-Nya di surga masih memiliki peluang yang sangat besar untuk kita raih. Masih sedikit orang yang memilih dan mengikut jalan-Nya. Sebab barang siapa mengikuti jalan salib (Yesus Kristus) harus siap untuk menderita. Namun upahnya di surga tak kan dimakan rayap. Harta di surga adalah suci, tidak dikenai pajak, bebas dari pemeriksaan KPK, dan bebas dari uang haram.

Memang dalam kenyataan sehari-hari sangat sedikit orang yang memilih jalan memikul salib. Orang lebih senang dengan jalan pintas. Ingin lulus dengan nilai yang tinggi dalam Ujian Nasional (UN) dengan membeli kunci soal dan berbagai contekkan lainnya. Ingin kaya, memilih jalan pintas dengan melakukan usaha illegal. Ingin sesuatu lebih, memilih jalan yang menghalalkan segala cara.

Kita bukan tidak sadar dengan membeli kunci jawaban atau bocoran soal Ujian Nasional itu perbuatan yang tidak benar. Berusaha secara illegal, seperti yang akhir-akhir ini marak di media massa, di antaranya persoalan kasus Century, kasus penggelapan pajak, kasus judi, kasus CPO dan minyak oploson yang kesemuanya itu adalah salah.

Jangan memandang kekayaan dunia dengan hanya melihat uang dan keuntungan dari usaha yang illegal tersebut. Banyak cara, kalau ingin berhasil dalam Ujian Nasional bukan dengan membeli bocoran soal, namun dengan belajar yang tekun. Kalau ingin kaya, berusahalah yang legal yang tidak melanggar hukum dan ajaran agama.

Tetapi kita terkadang tidak mau bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan semua itu dengan legal. Kita lebih memilih jalan pintas daripada jalan yang benar. Kita lebih memilih jalan yang gelap. Kita tidak bisa membedakan uang hasil judi, nilai yang baik dari hasil membeli bocoran soal atau uang hasil usaha oplosan, baik CPO maupun minyak tanah. Pada hal kita sadar telah merugikan diri sendiri dan orang lain.

Apakah kita tidak menyadari telah memberikan uang judi kepada anak-isteri, kita memang memperoleh keuntungan dari hasil Ujian Nasional yang kita beli bocorannya sehingga bisa lulus dengan nilai yang baik dan masuk sekolah favorit tetapi setelah di sekolah favorit itu kita gagal. Kita telah memberikan orang makan dari hasil oplosan CPO dan minyak tanah yang tidak halal. Efek negatifnya bisa kita rasakan sekarang atau pada anak cucu (waktu yang lama baru dirasakan).

Bukan ini yang dikehendaki Tuhan. Dia tidak pernah memikirkan dan merancang kita untuk berbuat curang seperti ini. Dia selalu mengajari kita untuk selalu berusaha keras di jalan yang benar. Dia tidak menginginkan kita melangkah di jalan pintas.

Sebab Yesus sendiri tidak berkenan melalui jalan pintas untuk sampai ke tempat Bapa-Nya. Pada hal, Dia sebenarnya bisa kalau Dia mau. Tetapi tidak dilakukan-Nya. Dia lebih memilih merasakan penderitaan memikul salib.

Inilah yang diajarkan-Nya kepada setiap orang yang mengaku Kristen. Bukan masalah penyaliban Yesus, tetapi jalan sengsara Yesus, mulai dari gedung pengadilan sampai di bukit Golgota.

Apa yang terjadi saat itu adalah sebuah proses penderitaan dan bukti kasih-Nya kepada anak-anak-Nya, yaitu umat manusia. Dia ingin menyelamatkan manusia yang dikasihi-Nya. Dia tidak ingin cacat di mata Bapa-Nya dan tidak ingin memberikan keselamatan palsu kepada pengikut-Nya yang menjadi anak-anak Tuhan.

Apakah mungkin dan tega Yesus memberikan keselamatan palsu kepada kita, seperti kita memberikan anak-isteri kita kebahagiaan palsu dengan memenuhi dan melengkapi mereka dengan materi yang didapat dengan cara-cara illegal.

Dengan tertatih-tatih Yesus kepayahan memikul salib-Nya sendirian. Digiring dan disiksa di sepanjang perjalanan-Nya. Namun usaha keras-Nya itu membuahkan hasil dengan penyelamatan umat manusia yang kita rayakan dengan Paskah. Kita masih diberikan kesempatan untuk bertobat.

Konsep Perjanjian Lama mengartikan Paskah sebagai hari pembebasan dari perbudakan, dalam Perjanjian Baru juga demikian, Paskah merupakan pembebasan orang-orang percaya dari "perbudakan" dosa dan maut. Semestinya manusia itu mati karena dosa; namun kemenangan Tuhan Yesus di atas kayu salib telah membebaskan kita dari kematian itu.

Yesus telah menang atas dosa-dosa umat manusia secara universal, artinya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Peringatan Paskah juga merupakan suatu pesta kemenangan besar Yesus Kristus, sekaligus kemenangan besar bagi orang-orang percaya.

Yesus bukan hanya menang atas kematiaan-Nya saja di dalam kubur, tetapi sekaligus menang atas dosa manusia. Inilah salah satu dasar iman kepercayaan orang Kristen yang tidak boleh dilupakan. Makanya ketika Dokter Lukas mengatakan dalam bagian ini bahwa "Ia Tidak Ada di sini, Ia Telah Bangkit" (Lukas 24:6), haruslah diyakini bahwa Yesus Kristus benar-benar telah bangkit dari kubur, di gua itu sudah kosong, yang ada hanya kain kafan bekas pembalut mayat Tuhan Yesus. Tidak ada sejengkal pun alasan yang boleh membatalkan pernyataan ini.

Kalau kita perhatikan 1 Korintus 15:17 di sini Rasul Paulus mengatakan “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Karena itu, Kebangkitan patutlah dianggap sebuah bukti tentang pribadi Kristus yang Ilahi, Kemesiasan-Nya dan Kuasa-Nya menyelamatkan manusia dari dosa. Tanpa Kebangkitan, itu berarti Yesus yang kita sembah adalah Yesus yang tidak bedanya dengan para tokoh-tokoh agama. Kebangkitan-Nya sekaligus membuktikan Ia hidup.

Bangkitnya Yesus dari kematian merupakan makna dari Perayaan Paskah Umat Kristiani. Makna ini sebenarnya sejajar dengan Paskah Yahudi, Hari Raya Paskah merupakan peringatan peristiwa sejarah, yaitu pembebasan orang Israel dari perbudakan di Mesir (Keluaran 12:1-28). Paskah mempunyai ciri dirayakan terus-menerus.

Saat ini, kita dapatkan "Kemenangan Orang Percaya" tersebut, apa bukti kemenangan itu, bukankah Yesus disalibkan di bukit Golgota? Kejadian kebangkitan Yesus Kristus telah berlalu dua ribu tahun lebih. Dengan peristiwa Paskah ini, kemenangan orang percaya, kebangkitan Tuhan Yesus merupakan peristiwa yang penting dan dahsyat. Begitu kuat-Nya kuasa Kebangkitan membuat terobosan baru. Bagaimana dengan kita semua?

Sesungguhnya apa yang menjadi penghalang kita dalam hidup ini supaya bisa menaruh kepercayaan seratus persen kepada Tuhan? Apa yang senantiasa menjadi penghalang, membuat kita tidak setia kepada Tuhan. Sanggupkah kita menggulingkan batu penghalang hidup kita ini? Sebagai anak-anak Tuhan, mari kita sucikan hidup di jalan yang benar. Selamat hari Minggu, Tuhan memberikati. ***

Erwin Hartono, S.Pd

Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru

dan Anggota Jemaat HKBP Sukajadi

0 komentar: