Rabu, 21 Oktober 2009

Ingat Bersyukur


Diterbitkan di Harian Metro Riau (Minggu 9 Agustus 2009)



Mazmur 103:2 menjabarkan “pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.” Renungan ini mengajari kita untuk bersyukur dalam hidup. Sebab dengan cara bersyukur kita bisa menikmati hidup sesungguhnya. Tetapi orang sering lupa untuk mengucap syukur. Kalaupun ada orang yang ingat bersyukur adalah karena dia mendapatkan rezeki dan kesenangan hidup.
Namun Alkitab mengajari kita untuk bersyukur dalam segala hal, bukan hanya dalam keadaan kesenangan saja, melainkan juga dalam tekanan hidup, kita jangan lupa mengucapkan syukur. Tuhan tidak pernah melupakan kita. Walaupun terkesan hidup ini menderita, namun kalau kita percaya dan mau sungguh-sungguh untuk melayani-Nya, kita akan memetik hidup yang berkecukupan.
Ayat Alkitab tidak ada satu pun yang mengatakan bahwa Tuhan tidak senang melihat hidup kita bahagia karena limpahan rezeki. Tetapi limpahan rezeki itu sering kita tafsirkan dalam bentuk kepemilikan harta benda semata. Kita tidak pernah menyadari bahwa sebagai manusia, kita telah diberikan Tuhan untuk menumpang di bumi ciptaan-Nya ini.
Di Bumi ciptaan-Nya ini, kita sebagai manusia menumpang sebuah pesawat ruang angkasa yang begitu besar dan tidak pernah turun-turun. Bumi melayang-layang di cakrawala luas bagaikan pesawat yang berputar dengan porosnya mengelilingi matahari. Tuhan tidak pernah meminta tiket pesawat-Nya (bumi ciptaan-Nya). Pada hal manusia menumpang di pesawat-Nya ini seumur hidupnya.
Bayangkan, kalau saja Tuhan meminta bayaran atas tumpangan pesawat-Nya (bumi) ini, berapa uang yang harus kita keluarkan? Tiket pesawat termurah saat ini dari Pekanbaru ke Jakarta yang ditempuh 1 jam lebih ini seharga Rp300.000. Bagaimana kalau kita naik pesawat selama 24 jam sehari, kemudian kalikan kalau kita naik pesawat selama hidup kita. Orang terkaya sekali pun di bumi ini tidak akan sanggup membayar tiketnya.
Tetapi Tuhan begitu baik kepada kita. Kita diberikan tumpangan pesawat (bumi) gratis seumur hidup. Pesawat ciptaan Tuhan (bumi) ini tidak pernah jatuh. Kalau saja pesawat ini jatuh tentu seluruh penghuni bumi musnah. Tuhan merancang pesawatnya begitu luar biasa, tidak bercela dan sempurna. Tidak pernah diservice, bisa terbang hingga saat ini. Bensinnya juga tak habis-habis.
Sudahkah kita mensyukuri ini? Kita jangan melihat dari sisi mata kekayaan saja untuk bersyukur. Kita jangan hanya melihat dari banyaknya rezeki saja baru bersyukur. Tetapi segala hal dalam hidup ini perlu kita syukuri.
Jangan kita hanya mengeluh saja dalam hidup. Lalu ujung-ujungnya mengutuki diri. Hingga akhirnya tega berbuat dosa dengan melakukan segala kejahatan. Seperti ilustrasi berikut ini. Dorem, sering mengeluh dengan ulah PLN yang saat ini sering padam listriknya dengan berbagai alasan penyebab. Memang fenomena listrik PLN yang lebih banyak padamnya di Pekanbaru saat ini sudah sangat meresahkan. Masyarakat mengutuki kinerja PLN di Riau khususnya Pekanbaru.
“Baru saja hidup tiga jam yang lalu, eh kembali listrik padam,” keluh Dorem suatu kali.
“Sialan, brengsek,” kata Dorem ditambah berbagai sumpah serapahnya. Namun listrik tetap mati-hidup (bak kelap kelip lampu diskotek) sepanjang tiga bulan belakangan ini. Sepertinya makian Dorem pada PLN tidak bisa meningkatkan kinerja PLN.
Sebagai umat Kristen, lewat peristiwa ini, kita diajari untuk bersyukur. Dorem adalah salah satu orang yang tidak pernah mensyukuri. Coba kita lihat, di Indonesia saat ini masih ada saudara-saudara kita yang belum bisa menikmati aliran listrik. Kampung, desa dan dusun mereka gelap sepanjang tahun, tidak ada penerangan listrik PLN. Tetapi kehidupan terus berjalan di daerah ini. Rasa syukur masih bisa didengar di daerah ini.
Seringnya padam listrik PLN ini mengajari kita untuk mensykuri hidup. Ternyata di daerah lain di tanah air masih banyak saudara-saudara kita yang bernasib lebih parah dari keadaan kita dalam hal penerangan listrik PLN. Sudah syukur listrik PLN hadir di rumah kita. Toh keadaan saat ini hanya merupakan proses sebab-akibat sesaat saja. Nanti juga normal kembali kesedia kala.
Kalaupun untuk selama-lamanya terjadi pemadaman yang berkepanjangan ini, tetap saja kita masih lebih beruntung dari saudara-saudara kita di daerah lain yang sama sekali tidak teraliri listrik PLN. Ini pelajaran bagi kita, kalau kondisi listrik PLN di Pekanbaru sudah normal, kita diminta untuk hemat energi. Jangan malah menyia-nyiakannya, agar kejadian seperti saat ini tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Di sisi lain, ilustrasi berikut, di mana seseorang yang memiliki ambisi yang sangat besar di dalam meraih jabatan dan keadaan financial, sebut saja Ramon, di mana selalu saja mengalami kekurangan. Dia selalu saja kekurangan. Sudah dipercaya dengan jabatan tinggi, malah ingin jabatan lain yang lebih tinggi lagi. Sudah diberikan tunjangan gaji besar malah ingin tunjangan gaji yang lebih besar lagi.
Pada hal sebelumnya, Ramon bisa hidup walau keadaan keuangannya tidak sebanyak sekarang. Tetapi kenapa saat ini, setelah jabatannya tinggi dan keadaan finansialnya cukup baik malah selalu kekurangan? Bahkan dia selalu mengeluh ingin jabatan lainnya. Pada hal sebelum mendapatkan jabatan yang tinggi saat ini, dia paling hanya bisa bermimpi untuk mendapatkannya dan tidak pernah terbesit dipikirannya seperti saat ini.
Tetapi setelah semuanya diraih, dia malah selalu kurang dan kurang terus. Hidupnya selalu saja mengalami kekurangan. Tidak pernah cukup. Pada hal hartanya sudah berlimpah. Sementara saudara-saudaranya masih banyak yang tidak bernasib sepertinya, jauh dari limpahan uang dan harta, tetapi tetap bisa menjalani hidup yang ceria.
Ini membuktikan, Ramon tidak pernah mensyukuri berkat-berkat Tuhan. Ketika berkat itu datang, dia hanya melihat dari sisi kebutuhannya yang meningkat. Kebutuhannya yang turus meroket bahkan melebihi kemampuannya. Walaupun banyak berkat tetapi kalau tidak disyukuri tetap saja mengalami kekurangan.
Lebih baik kita hidup apa adanya, tetapi kecukupan, daripada hidup dengan kekayaan dan harta berlimpah namun selalu kekurangan. Seperti renungan ayat berikut: Filipi 4:6,10-12 “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginannmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Aku sangat bersuka cita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untukku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”
Kelimpahan yang Tuhan berikan kepada kita bukanlah untuk dihambur-hamburkan dalam kemewahan. Tuhan memberkati kita dengan semua kemewahan dan kelimpahan itu dengan maksud agar kita bisa berbagi dengan mereka yang masih berkekurangan dalam hidup.
Sebagai anak Tuhan, seharusnya kita seperti Rasul Paulus yang memuliakan Tuhan dalam segala keadaan. Baik dalam keadaan kekurangan maupun kelimpahan, kita patut selalu mengucap syukur.
Renungan ini memberikan pelajaran rohani buat hidup kita, bahwa bersyukurlah dalam segala hal. Sebagai anak-anak Tuhan, sebagai hamba Tuhan, sebagai ciptaan-Nya, kita hendaknya selalu bersyukur. Kesulitan hidup, kekurangan, penderitaan dan kelimpahan rezeki patut kita syukuri. Tuhan memberkati kita semua, selamat hari Minggu. ***
Erwin Hartono, S.Pd
(Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru)

0 komentar: