Minggu, 21 Juni 2009

Mimbar Kristen di Harian Metro Riau (Minggu 14 Juni 2009)

Pokok Anggur

Pohon adalah sejenis tanaman. Bila kita memliki pohon anggur tentu kita akan merawatnya dengan sepenuh hati. Ketika kita memiliki binatang peliharaan kesayangan, tentu kita akan merawatnya dengan baik. Kita memberikan makan yang rutin, menjaga kebersihan hewan tersebut dan memberikan rasa kasih sayang. Perhatian kita terfokus padanya.
Coba kita perhatikan petani anggur di dalam merawat pohon anggurnya. Setiap pagi si petani melihat perkembangan pohon anggur yang ditanamnya. Si petani dengan seksama mengamati dan merawat setiap pokok anggur di lahannya itu. Terkadang kalau ada daunnya yang terserang hama, si petani memetik dan membakar daun dan ranting yang rusak itu. Hal ini dilakukannya supaya ranting yang baik dan sehat tidak tertular dan ikutan rusak.
Kalau memang perlu penyemprotan hama, si petani akan melakukannya. Kemudian, dia akan melangkah ke pokok anggur berikutnya, dan terus seperti itu hingga seluruh pokok anggur di kebunya tidak ada yang terlewatkan dari perawatannya. Setiap dia melihat ada ketidak-beresan pada pokok anggurnya, sekali lagi dia akan melakukan perawatan agar pokok anggur tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat.
Si petani rajin ini tentu akan mendapatkan hasil berlimpah dari kebun anggurnya. Hal ini terbukti, dengan perawatan, pemupukan secara teratur, penyiangan dan pengamatan pada daun dan ranting-ranting pokok anggurnya setiap hari. Ini dilakukannya dengan satu tekad agar pokok anggur yang ditanamnya tumbuh subur dan berbuah lebat.
Sedangkan bagi petani yang melas, tentu hasil yang didapatnya kurang memuaskan. Sebab dia tidak seperti petani yang rajin di atas. Dia malas melakukan perawatan pada pokok anggurnya. Daun dan dahan-dahannya yang rusak dibiarkan tanpa perawatan. Ketidak-suburan tanamannya tidak dipedulikan. Akhirnya pokok anggur tersebut berbuah kecil-kecil dan sebagian mati.
Kegiatan petani di atas mengilustrasikan pada kenyataan hidup kita sehari-hari. Orang Kristen mengumpamakan “Yesus adalah pokok anggur yang benar dan Bapak-Nya pengasuh atau petani-Nya.”
Sebagai petani, Bapak-Nya telah merawat dan mengasuh pokok anggur yang diumpamakan Yesus. Dengan telaten dan penuh perhatian, setiap saat, Dia merawat pokok anggur-Nya, sehingga mampu berbuah dan memberikan kebahagiaan pada manusia.
Yesus menjadi penyelamat manusia. Yesus menjadi Allah kita yang hidup yang memberikan penyelamatan bagi dunia ini. Dia telah mengorbankan dirinya demi keselamatan manusia yang percaya.
Nah, saat ini kita menjadi dahan, ranting dan daun pokok anggur itu. Kita harus siap dipangkas bila tidak menghasilkan. Namun kesempatan terbuka luas bagi kita untuk berkembang sebagai umat-Nya yang ditebus dari dosa. Yesus akan merawat kita dengan firman-Nya.
Kita diberikan kebesan berkomunikasi dengan Allah dan mendapat firman-Nya dari Alkitab, tanpa dipungut pajak pulsa. Kita dirawat-Nya dengan memberikan bumi yang indah dan sempurna. Kita diberikan udara yang segar. Kita diberikan tumbuh-tumbuhan, hewan dan bintang-bintang yang indah di langit. Di atur-Nya sedemikian rupa planet-planet, bintang dan tata surya sehingga memberikan peluang hidup bagi umat manusia di bumi.
Sekarang tinggal kita yang mengelolanya. Bagaimana kita merawat tubuh kedagingan kita untuk suci sepanjang hidup. Bagaimana hidup kita bisa bermanfaat bagi orang banyak, bukan malah sebagai benalu. Sebagai pemilik tubuh, tentu kita tidak ingin sedikit dan sedetik pun yang terlupa dari perawatan agar tetap cantik dan segar sepanjang hari.
Sebagai pemilik tubuh, tentu kita tidak ingin merusaknya dengan berbuat yang melanggar perintah Tuhan. Sebab tubuh kita ini adalah pokok anggur, setiap saat Tuhan akan mengambilnya. Tubuh ini adalah sementara. Namun kekekalan hidup dijanjikan-Nya kepada kita yang percaya. Kita telah menandatangani MoU dengan Yesus. Yesus memberikan peluang kepada kita di Taman Firdaus yang sesungguhnya. Kita tentu tidak ingin melewati sedetik pun peluang ini. Untuk itu, renungan alkitab berikut memberi kita bukti nyata, bahwa sesungguhnya Tuhan merawat hidup kita, sekarang tinggal bagaimana kita mampu berbuah yang baik dari firman-firman-Nya.
Yohanes 15:1-5 (Akulah pokok anggur yang benar dan Bapakulah pengasuh-Nya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan aku di dalam Kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau dia tidak tinggal dalam pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Perumpamaan di atas mengatakan bahwa Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar dan orang percaya sebagai ranting-rantingnya. Dari perumpamaan tersebut Tuhan sangat mengharapkan agar kita menghasilkan buah yang lebat. Untuk dapat menghasilkan buah yang lebat orang percaya harus;
Pertama, yang melekat pada pokok anggur yang benar yaitu Yesus. Hidup dalam persekutuan dengan Yesus akan memungkinkan kita menjadi berkat bagi sesama karena buah-buah yang kita hasilkan berasal dari pokok anggur yang benar. Tidak sedikit orang yang mencoba banyak hal di luar Yesus, tetapi hasilnya adalah kesia-siaan.
Kedua, perlu merawat kehidupan rohani kita. Pohon anggur merupakan tanaman yang meminta banyak perhatian jika ingin menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas. Tanahnya harus dibersihkan secara rutin, dibentangkan tali-tali di atasnya agar dapat merambat dan dibuatkan penyangga yang akan menahan buahnya yang berat. Untuk mendapatkan tubuh yang indah, kita melakukan perawatan tubuh, tetapi untuk menghasilkan kehidupan rohani yang berkenan di hadapan Tuhan, kita harus merawat rohani kita.
Ketiga, izinkan Tuhan memangkas ranting-ranting kita. Pohon anggur dapat tumbuh subur, tetapi belum tentu menghasilkan buah yang banyak. Untuk dapat menghasilkan buah yang banyak, setahun sekali pohon ini harus dipangkas ranting-rantinya yang tidak berbuah. Terkadang Tuhan melakukan pemangkasan di dalam hidup kita agar kita semakin berbuah lebat. Pemangkasan itu sakit, tetapi hasilnya indah. Tuhan Memberkati.***
(Erwin Hartono, S.Pd)
(Guru di Yayasan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru)

0 komentar: