Rabu, 21 Oktober 2009

Dibukakan Jalan untuk Kita


Diterbitkan di Harian Metro Riau (Minggu 23 Agustus 2009)

Kita sering mengalami badai duka yang begitu menyayat hati dan mendatangkan kesedihan yang berkepanjangan. Tak ada seorang pun yang mampu menghibur hati berduka kita. Dan di saat-saat seperti inilah yang tepat kita menjerit kepada Tuhan meminta pertolongan-Nya. Ketika hati kita menjerit dan berduka, Tuhan mendengarkan-Nya. Dia tidak sanggup membiarkan jeritan kita. Tangan-Nya secara ajaib menjulur memberikan pertolongan dan penghiburan.
Ketika itu, Nion yang sedang belajar di sekolah didatangi keluarganya yang mengabarkan ibundanya telah meninggal dunia beberapa jam yang lalu. Ibundanya sudah mengalami sakit sejak lama. Hati Nion benar-benar hancur. Pemandangan di depan matanya tiba-tiba sangat gelap. Saat itu, Nion tidak mau lemah dilihat teman-temannya di sekolah. Dia berusaha tegar sambil meninggalkan halaman sekolah.
Sesampai di rumah, Nion mendapatkan tubuh ibundanya sudah terbujur kaku. Dia merasa kehilangan yang sangat besar, setelah ditinggal ayahnya, kini ibundanya pergi untuk selama-lamanya. Dunia bagaikan kiamat, Nion melihat gelapnya jalan yang bakal dihadapi kedepannya. Masa depannya bakalan suram. Dia tidak akan bisa seperti anak-anak SMA pada umumnya. Untuk melanjutkan sekolah saja sudah syukur.
Tetapi Tuhan selalu membuka dan memberi jalan kepada orang yang meminta dan mengharapkan pertolongan yang sungguh-sungguh. Nion hanya bisa berdoa atas kesedihannya ini. Orang tidak tahu betapa hancur hatinya. Orang tidak mengerti akan kepahitan hidup ditinggal oleh kedua orang tuanya. Semuanya itu dirasakan Nion dalam menapak hidup.
Dia tidak tahu lagi arah masa depannya. Di saat-saat dia membutuhkan perhatian dan dana untuk melanjutkan studinya, di saat-saat itu pula dia harus kehilangan ibunda tercintanya. Ketika ingin menunjukkan kepada orang tua bahwa dia mampu menyelesaikan sekolah SMA-nya dengan nilai yang baik dan ingin melanjutkan keperguruan tinggi dan kelak membahagiakan orang tuanya. Ternyata mimpi-mimpinya itu harus berakhir seperti ini. Tanpa sempat mendapatkan dan mewujudkannya.
Sesulit apa pun hidup, ternyata ada saja jalan. Ketika jenazah ibundanya dikebumikan, keluarga besar Nion dipakai Tuhan di dalam mengulurkan tangan membantu membiayai sekolah Nion. Mereka dengan bersuka ria membantu kesulitan dan menyelesaikan biaya sekolah Nion. Bahkan Nion diberi Tuhan kesempatan sampai ke perguruan tinggi.
Yesaya 43:19 "Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara."
Ayat ini mengajari kita betapa pertolongan Tuhan itu nyata. Tidak ada yang tidak mungkin di tangan-Nya. Seberat apapun badai yang kita hadapi, sebesar apa pun rintangan dan persoalan hidup yang kita lewati, kalau kita berserah diri, Tuhan akan membuka jalan.
Tuhan mampu membukakan jalan di tengah-tengah badai dunia. Tuhan mampu membuat jalan untuk kesucian manusia. Ini bukan janji, melainkan kebesaran Tuhan pada diri manusia yang percaya kepada jalan kebenaran-Nya. Tuhan adalah penolong jalan manusia yang sesat. Kebesaran Tuhan adalah kunci yang membukakan jalan bagi kesesakan hati dan pikiran kita.
Sebab barang siapa berserah kepada-Nya, di sana ada jalan kebahagiaan yang dibukakan-Nya. Tidak ada pajak masuk di jalan Yesus. Seluruhnya jalan tol (bebas hambatan), tidak ada polisi yang memeras karena ditilang, semua sarana jalan yang mulus tanpa bayar, gratis untuk manusia percaya.
Buktinya Nion, yang selama hidupnya mempercayai akan jalan Yesus sesungguhnya. Tuhan akan memberikan jalan terbaik baginya. Hal ini menjadi kenyataan, banyak tangan-tangan keluarga yang menghibur dan memberikan bantuan kepada Nion. Mereka menjadi perantara penyelamat diberikan Tuhan kepada Nion. Nion merasa sangat terbantu dan berhutang budi dengan keluarga besarnya. Mulai saat itu, dia semakin mengakui betapa Tuhan begitu baik kepadanya. Tuhan mengaruniakan keluarga-keluarga di tengah-tengah Nion yang memiliki kasih yang senang memberi.
Mulai saat itu, Nion menjadi orang yang akan memberikan jalan kepada siapa saja keluarga yang memerlukan uluran tangannya. Dia bersyukur Tuhan memberikan kasih kepadanya. Nion tidak pernah menyia-nyiakan kasih itu. Setelah sukses dan memiliki pekerjaan, Nion juga mewujudkan kasih itu dengan senang memberi. Hal ini terbukti, ketika Nion menjadi dewasa dan telah berumah tangga. Dia menunjukkan kasih, dia menunjukkan jalan dan mengulurkan tangan bagi sesama, dia begitu tulus memberikan kasih kepada orang-orang di sekitarnya.
Namun ketika kita hendak berbuat kebaikan, terkadang tidak semulus yang kita bayangkan. Banyak orang yang tidak setuju dengan jalan kebaikan dan kasih yang kita berikan, bahkan keluarga sekalipun. Banyak orang yang memprotes di dalam memberikan jalan bagi orang lain. Sebab di tengah-tengah manusia masih sering kita jumpai orang tidak senang dengan kesuksesan orang lain. Bahkan orang selalu mengungkit kebaikan dan pemberian yang pernah dilakukannya.
Isteri Nion sangatlah pencemburu. Bahkan kepada keluarga suaminya juga dia sangat cemburu berat. Hal ini membuat kehidupan Nion tidak tenteram. Nion dicurigai bila berdekatan dengan keluarga besarnya. Bahkan ada larangan Nion berhubungan dengan keluarga besarnya. Sebab dicuragai bakalan memberikan bantuan secara diam-diam kepada keluarganya itu bila dekat.
Sebenarnya Nion sudah memberikan ajaran pada isterinya untuk menumbuhkan kasih dan senang memberi daripada menerima. Bahwa dirinya bisa seperti sekarang berkat kasih dan pertolongan dari Tuhan yang disalurkan lewat keluarga besarnya.
Untuk itu, Nion memandang begitu penting arti persaudaraan, begitu indah arti kasih. Sebagaimana Yesus mengasihi kita dengan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Betapa penting arti kasih kepada keluarga. Pemisahan yang hendak dilakukan isterinya kepada keluarga besar suaminya ini dipandang Nion sebagai bentuk kesalahan besar. Durhaka pada keluarga.
Tetapi isterinya tidak juga mau bertobat, bahkan semakin hari semakin menunjukkan itikad tidak baik yang hendak memisahkannya dengan kelurga besarnya. Bahkan kasih tidak ada lagi pada isterinya. Nion sudah dianggap sampah yang tak berguna. Nion dianggap sebelah mata oleh isteri dan keluarga besar isterinya. Kesombongan dan sifat individu sudah merasuki isterinya. Akhirnya rumah tangga Nion harus berakhir dengan tragis.
Hal ini juga terjadi di dunia kerja. Banyak orang sengaja membuat rintangan dalam pekerjaan kita. Bahkan terkadang perusahaan atau lembaga tempat kita bekerja sengaja membuat rintangan itu. Bahkan pemilik perusahaan atau sebuah lembaga merasa tidak takut seandainya karyawan atau pegawainya mengundurkan diri. Bahkan pengusaha dan pemilik lembaga ini senang karyawannya hengkang dari tempat usahanya itu.
Namun rintangan yang sengaja dibentangkan di depan mata kita itu tidaklah ada gunanya. Halangan yang sengaja ditimpakan kepada kita tidaklah mampu membendung pertolongan dan bantuan Tuhan.
Rintangan yang dibuat manusia pada kita akan dibukakan Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan keluar yang indah. Di saat kita kesulitan mencari jalan keluar, Tuhan membukakannya untuk kita. Dia tidak akan membiarkan kita dihalangi perbuatan dunia ini.
Hal ini juga yang terjadi bagi Nion. Di balik kepahitan berumah tangga yang dialaminya ada rencana Tuhan yang indah. Di balik ketertekanan Nion selama berumah tangga ada jalan keluar yang sedang dirancang Tuhan.
Demikian juga di dunia kerja. Sedahsyat apapun ketidak senangan orang kepada kita, seberat apapun jalan yang bakal kita lewati, Tuhan tidak pernah menutup jalan keluar yang indah. Sebab kita percaya, Tuhan akan membukakan jalan keluar yang akan membawa kebahagiaan kepada kita.
Terkadang Tuhan menyatakan diri-Nya di saat kita sama sekali sudah tidak punya kekuatan atau jalan keluar, supaya di dalam keterbatasan itu kuasa-Nya menjadi nyata. Ketika kita tidak mempunyai kekuatan lagi, saat itulah iman yang murni keluar dari hati kita dan kita mulai menggantungkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Kita mencari Tuhan dengan sepenuh hati dan Tuhan berkenan menyatakan dirinya kepada orang yang mengandalkan-Nya. Jadi apapun masalah yang kita hadapi, Tuhan pasti membuka jalan untuk memulihkan kita.
Sebagai bahan renungan bagi kita, ada baiknya kita renungkan kutipan ayat Alkitab berikut ini, Mazmur 31:25;51:19 “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada Tuhan. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan kupandang hina, ya Allah.” Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati.***
Erwin Hartono, S.Pd (Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru)


Orang Bebal Tetangga dengan Keangkuhan


Diterbitkan di Harian Metro Riau (Minggu 16 Agustus 2009)

Saat ini banyak kita temui orang-orang yang keras kepala (bebal) di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Sebagai orang yang keras kepala terkadang dia tidak menyadari kekerasan kepalanya itu. Bahkan orang lain yang tidak sependapat dengannya dianggapnya sebagai yang keras kepala. Dia tidak mau mengakui kekerasan kepalanya. Malahan menuding orang lainlah yang keras kepala, tidak mau mendengarkannya dan hanya dialah yang harus didengarkan.
Oleh karena itu sangat baik bila kita menghindari berteman dengan orang bebal, sebab kita akan ikutan bebal dibuatnya. Bahkan ada tertulis dalam alkitab, daripada kita berteman dengan orang bebal lebih baik kita menghidarinya sebab bila tetap mempertahankannya kita ikutan bebal.
Ayat berikut mengajari kita sebuah hikmat dalam hidup; Amsal 29:11,21 “Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya merendahkannya. Siapa yang memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.”
Kisah ilustrasi berikut merupakan kejadian di salah satu rumah tangga (sebut saja rumah tangga Hison dan Hida). Kehidupan rumah tangga ini tidak pernah harmonis. Tidak pernah sedetik pun di rumah tangga Hison dan Hida ada kedamaian dan ketenteraman. Selalu saja amarah isterinya menghiasi hari-hari sang suami, Hison.
Pada umumnya keluarga menginginkan hidup tenteram dan bahagia. Tak ada seorang pun yang menghendaki sebuah rumah tanggga yang selalu dihiasi pertengkaran dan amarah. Namun sayang ketika tidak ada lagi kedamaian, maka yang muncul adalah ego diri.
Hida seorang isteri yang sangat dimanja sejak kecil oleh orang tuanya. Seluruh kehendaknya selalu dipenuhi kedua orang tuanya. Walaupun itu sebenarnya tidak mendidiknya.
Akhirnya Hida mempunyai sifat sesuka hati kepada suaminya. Si suami hendak dikuasai dengan amarahnya. Sebab kebebalannya melahirkan amarah. Amarahnya tidak pernah bisa dibendung, selain menghidarinya.
Memang sangat sulit rasanya bercerita dan berbagi suka-duka dengan orang bebal. Sebab kalau tidak sesuai dengan keinginannya hanya mendatangkan amarahnya. Hal ini terjadi juga di tempat kerjanya Hida. Bukan hanya kepada suaminya saja dia menunjukkan kebebalannya. Di tempat kerjanya juga dia tidak disenangi oleh teman-temannya. Sebab tidak jarang kalau berbicara dengan Hida, teman-temannya jadi kesal yang ujung-ujungnya akan terjadi pertengkaran dan akhirnya tidak teguran berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Hal ini membuat teman-temannya tidak ada lagi yang dekat dengannya. Teman-teman sekantornya tidak ada lagi yang mau berbicara dengannya. Kalau pun mau berbicara denganya hanya sebatas pekerjaan saja. Sebab orang bebal sangat tidak mau dinasihati. Dia tidak senang bergaul, sebab terlalu egois.
Hison pun tidak jarang mendiamkan isterinya yang bebal ini. Setiap ada diskusi, setiap kali kumpul dengan isterinya ini selalu saja diakhiri dengan pertengkaran. Karena orang bebal selalu menunjukkan keegoisannya. Dia terlalu sombong dengan pendapat, dengan kekayaan dan dengan yang dia miliki.
Tidak ada kerendahan hati pada diri Hida. Baginya orang lainlah yang pantas direndahkan. Dia sekali-kali jangan direndahkan. Puncak emosinya akan semakin tinggi kalau terjadi perendahan padanya.
Ketika ketika kecil Hida terlalu dimanja orang tuanya, inilah yang salah. Sampai-sampai ketika memasuki masa berumah tangga, Hida tak bisa mandiri. Kemanjaan yang diberikan orang tuanya menjadikannya sesat. Hida pun tidak suka bergaul yang akhirnya tidak mengerti dengan kehidupan ini. Tidak pernah merasa bersyukur. Tahunya hanya marah-marah, setelah itu semua keinginannya harus dipenuhi.
Hison melihat isterinya sudah terlalu bebal yang akhirnya mendatangkan dosa bagi Hison. Dinasihati tidak mau, bahkan semakin keras dengan pendapatnya. Memang satu-satunya cara adalah menghindar dari kehidupan orang bebal. Namun mereka terlanjur menjadi suami isteri. Tetapi lama-lama, laki-laki mana yang tahan melihat isteri yang bebal dan sukanya marah. Sebab orang bebal itu bertentangga dengan keangkuhan.
Hal ini terbukti, setiap kali pertengkaran selalu timbul keangkuhan yang menganggap keluarganya lebih terhormat daripada keluarga suaminya. Akhirnya hina menghina keluarga pun terjadi. Hison gerah dengan kehidupan seperti ini, yang membuat rumah tangga ini harus berantakan dan tak bisa dipertahankan.
Ini merupakan gambaran bahwa kita tidak mengingini hal ini terjadi. Namun begitulah kalau berhadapan dengan orang bebal. Kita tidak akan pernah melihat kerendahan hati pada diri orang bebal. Yang ada pada orang bebal adalah amarah.
Di dunia kerja juga tidak jarang kita menemui teman-teman sekantor yang bebal. Mereka tidak disenangi banyak teman sekantornya. Kalau pun orang mau bertegur sapa dengannya hanya sebagai basa-basi yang harus dilalui di dunia kerjanya. Sementara kalau ditanya secara jujur, mereka tidak senang berteman dan berada dekat dengan orang bebal ini.
Orang bebal selalu mengadu-domba sifatnya. Menjelek-jelekkan orang lain dan selalu berfikiran negatif. Dia suka mengadu domba kawan-kawannya. Bahkan, kalau berhubungan dengannya bisa terjadi “manajemen konflik.”
Terkadang hal inilah yang disukai pemilik perusahaan, pemimpin sebuah badan usaha dan pengelola yayasan pendidikan (sekolah). Mereka menempatkan orang bebal ini bak intelnya aparat kepolisian. Akhirnya sesama teman-temannya terjadi perkelahian. Sesama teman-temannya terjadi perpecahan sehingga tidak ada lagi kekompakkan (persatuan sesama karyawan dan pegawai musnah). Hal ini sangat disenangi pemilik usaha, pemilik yayasan pendidikan dan lainnya.
Sebab kalau antar karyawan, antar pegawai tidak ada lagi saling kepercayaan, tidak ada persatuan tentu tidak bisa bertindak kalau ada sesuatu yang merugikan pekerja (seperti berjuang lewat demo). Tetapi di dalam Alkitab, orang-orang bebal yang ditempatkan di sebuah lembaga ini sangatlah dibenci Tuhan. Bagi orang bebal akan lahir keangkuhan, sok berkuasa, sok kaya, sok cantik dan sok lainnya.
Sebagai anak-nak Tuhan, kita sebaiknya menghindari kehidupan yang keras kepala seperti ini. Orang yang keras kepala akan lahir keangkuhan dan kesombongan. Keangkuhan orang ini akan merendahkan orang itu sendiri. Tetapi orang yang rendah hati, akan selalu menerima pujian.
Rendah hati bukan kepura-puraan. Rendah hati bukan untuk disandiwarakan. Rendah hati haruslah tulus, bukan berpura-pura dan sandiwara. Saat ini kebanyakan manusia yang berpura-pura rendah hati dihadapan orang. Pada hal sesungguhnya dia lebih senang dipuji dengan kehebatan dan ketinggian hati.
Dia lebih senang dipuji; “engkaulah yang terhebat, engkaulah yang terpintar, engkaulah yang segala-galanya di antara teman-temanmu, dan engkaulah yang lebih……..” Sebagai renungan untuk santapan rohani kita minggu ini terambil dari Alkitab, Amsal 29:23, “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.”
Hal ini memberikan pelajaran rohani buat kita, bahwa kerendahan hati yang tulus akan mendapatkan pujian dari Tuhan dan orang banyak. Kalau kita selalu menyombongkan dan meninggikan diri, maka kita akan direndahkan dan dipermalukan. Sebagai anak-anak Tuhan, sebagai hamba Tuhan, kita hendaknya jangan tinggi hati dan bebal. Tuhan memberkati kita semua, selamat hari Minggu.***
Erwin Hartono, S.Pd
(Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru)

Ingat Bersyukur


Diterbitkan di Harian Metro Riau (Minggu 9 Agustus 2009)



Mazmur 103:2 menjabarkan “pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya.” Renungan ini mengajari kita untuk bersyukur dalam hidup. Sebab dengan cara bersyukur kita bisa menikmati hidup sesungguhnya. Tetapi orang sering lupa untuk mengucap syukur. Kalaupun ada orang yang ingat bersyukur adalah karena dia mendapatkan rezeki dan kesenangan hidup.
Namun Alkitab mengajari kita untuk bersyukur dalam segala hal, bukan hanya dalam keadaan kesenangan saja, melainkan juga dalam tekanan hidup, kita jangan lupa mengucapkan syukur. Tuhan tidak pernah melupakan kita. Walaupun terkesan hidup ini menderita, namun kalau kita percaya dan mau sungguh-sungguh untuk melayani-Nya, kita akan memetik hidup yang berkecukupan.
Ayat Alkitab tidak ada satu pun yang mengatakan bahwa Tuhan tidak senang melihat hidup kita bahagia karena limpahan rezeki. Tetapi limpahan rezeki itu sering kita tafsirkan dalam bentuk kepemilikan harta benda semata. Kita tidak pernah menyadari bahwa sebagai manusia, kita telah diberikan Tuhan untuk menumpang di bumi ciptaan-Nya ini.
Di Bumi ciptaan-Nya ini, kita sebagai manusia menumpang sebuah pesawat ruang angkasa yang begitu besar dan tidak pernah turun-turun. Bumi melayang-layang di cakrawala luas bagaikan pesawat yang berputar dengan porosnya mengelilingi matahari. Tuhan tidak pernah meminta tiket pesawat-Nya (bumi ciptaan-Nya). Pada hal manusia menumpang di pesawat-Nya ini seumur hidupnya.
Bayangkan, kalau saja Tuhan meminta bayaran atas tumpangan pesawat-Nya (bumi) ini, berapa uang yang harus kita keluarkan? Tiket pesawat termurah saat ini dari Pekanbaru ke Jakarta yang ditempuh 1 jam lebih ini seharga Rp300.000. Bagaimana kalau kita naik pesawat selama 24 jam sehari, kemudian kalikan kalau kita naik pesawat selama hidup kita. Orang terkaya sekali pun di bumi ini tidak akan sanggup membayar tiketnya.
Tetapi Tuhan begitu baik kepada kita. Kita diberikan tumpangan pesawat (bumi) gratis seumur hidup. Pesawat ciptaan Tuhan (bumi) ini tidak pernah jatuh. Kalau saja pesawat ini jatuh tentu seluruh penghuni bumi musnah. Tuhan merancang pesawatnya begitu luar biasa, tidak bercela dan sempurna. Tidak pernah diservice, bisa terbang hingga saat ini. Bensinnya juga tak habis-habis.
Sudahkah kita mensyukuri ini? Kita jangan melihat dari sisi mata kekayaan saja untuk bersyukur. Kita jangan hanya melihat dari banyaknya rezeki saja baru bersyukur. Tetapi segala hal dalam hidup ini perlu kita syukuri.
Jangan kita hanya mengeluh saja dalam hidup. Lalu ujung-ujungnya mengutuki diri. Hingga akhirnya tega berbuat dosa dengan melakukan segala kejahatan. Seperti ilustrasi berikut ini. Dorem, sering mengeluh dengan ulah PLN yang saat ini sering padam listriknya dengan berbagai alasan penyebab. Memang fenomena listrik PLN yang lebih banyak padamnya di Pekanbaru saat ini sudah sangat meresahkan. Masyarakat mengutuki kinerja PLN di Riau khususnya Pekanbaru.
“Baru saja hidup tiga jam yang lalu, eh kembali listrik padam,” keluh Dorem suatu kali.
“Sialan, brengsek,” kata Dorem ditambah berbagai sumpah serapahnya. Namun listrik tetap mati-hidup (bak kelap kelip lampu diskotek) sepanjang tiga bulan belakangan ini. Sepertinya makian Dorem pada PLN tidak bisa meningkatkan kinerja PLN.
Sebagai umat Kristen, lewat peristiwa ini, kita diajari untuk bersyukur. Dorem adalah salah satu orang yang tidak pernah mensyukuri. Coba kita lihat, di Indonesia saat ini masih ada saudara-saudara kita yang belum bisa menikmati aliran listrik. Kampung, desa dan dusun mereka gelap sepanjang tahun, tidak ada penerangan listrik PLN. Tetapi kehidupan terus berjalan di daerah ini. Rasa syukur masih bisa didengar di daerah ini.
Seringnya padam listrik PLN ini mengajari kita untuk mensykuri hidup. Ternyata di daerah lain di tanah air masih banyak saudara-saudara kita yang bernasib lebih parah dari keadaan kita dalam hal penerangan listrik PLN. Sudah syukur listrik PLN hadir di rumah kita. Toh keadaan saat ini hanya merupakan proses sebab-akibat sesaat saja. Nanti juga normal kembali kesedia kala.
Kalaupun untuk selama-lamanya terjadi pemadaman yang berkepanjangan ini, tetap saja kita masih lebih beruntung dari saudara-saudara kita di daerah lain yang sama sekali tidak teraliri listrik PLN. Ini pelajaran bagi kita, kalau kondisi listrik PLN di Pekanbaru sudah normal, kita diminta untuk hemat energi. Jangan malah menyia-nyiakannya, agar kejadian seperti saat ini tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Di sisi lain, ilustrasi berikut, di mana seseorang yang memiliki ambisi yang sangat besar di dalam meraih jabatan dan keadaan financial, sebut saja Ramon, di mana selalu saja mengalami kekurangan. Dia selalu saja kekurangan. Sudah dipercaya dengan jabatan tinggi, malah ingin jabatan lain yang lebih tinggi lagi. Sudah diberikan tunjangan gaji besar malah ingin tunjangan gaji yang lebih besar lagi.
Pada hal sebelumnya, Ramon bisa hidup walau keadaan keuangannya tidak sebanyak sekarang. Tetapi kenapa saat ini, setelah jabatannya tinggi dan keadaan finansialnya cukup baik malah selalu kekurangan? Bahkan dia selalu mengeluh ingin jabatan lainnya. Pada hal sebelum mendapatkan jabatan yang tinggi saat ini, dia paling hanya bisa bermimpi untuk mendapatkannya dan tidak pernah terbesit dipikirannya seperti saat ini.
Tetapi setelah semuanya diraih, dia malah selalu kurang dan kurang terus. Hidupnya selalu saja mengalami kekurangan. Tidak pernah cukup. Pada hal hartanya sudah berlimpah. Sementara saudara-saudaranya masih banyak yang tidak bernasib sepertinya, jauh dari limpahan uang dan harta, tetapi tetap bisa menjalani hidup yang ceria.
Ini membuktikan, Ramon tidak pernah mensyukuri berkat-berkat Tuhan. Ketika berkat itu datang, dia hanya melihat dari sisi kebutuhannya yang meningkat. Kebutuhannya yang turus meroket bahkan melebihi kemampuannya. Walaupun banyak berkat tetapi kalau tidak disyukuri tetap saja mengalami kekurangan.
Lebih baik kita hidup apa adanya, tetapi kecukupan, daripada hidup dengan kekayaan dan harta berlimpah namun selalu kekurangan. Seperti renungan ayat berikut: Filipi 4:6,10-12 “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginannmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Aku sangat bersuka cita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untukku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.”
Kelimpahan yang Tuhan berikan kepada kita bukanlah untuk dihambur-hamburkan dalam kemewahan. Tuhan memberkati kita dengan semua kemewahan dan kelimpahan itu dengan maksud agar kita bisa berbagi dengan mereka yang masih berkekurangan dalam hidup.
Sebagai anak Tuhan, seharusnya kita seperti Rasul Paulus yang memuliakan Tuhan dalam segala keadaan. Baik dalam keadaan kekurangan maupun kelimpahan, kita patut selalu mengucap syukur.
Renungan ini memberikan pelajaran rohani buat hidup kita, bahwa bersyukurlah dalam segala hal. Sebagai anak-anak Tuhan, sebagai hamba Tuhan, sebagai ciptaan-Nya, kita hendaknya selalu bersyukur. Kesulitan hidup, kekurangan, penderitaan dan kelimpahan rezeki patut kita syukuri. Tuhan memberkati kita semua, selamat hari Minggu. ***
Erwin Hartono, S.Pd
(Guru di Yayasan Pendidikan Kristen Kalam Kudus Pekanbaru)

Kamis, 08 Oktober 2009

Nilai Ujian Mid Semester I Bahasa Indonesia


Kelas VC 2009-2010

Erwin Wijaya (66)
Agnes Meylina (81)
Ruth Apriana (90)
Vincent (92)
Clara Rita (96)
Eunice Lawalata (84)
Elvina (52)
Alodia
(77)
Kevin Fernando (77)
Hopein Cristofer (95)
Ian Samuel (83)
Jennifer Sandra (75)
David Johanes (85)
Clara Cindy (82)
Sherlyn Stevanie (90)
Harry Suhendro (75)
Dion (78)
Alfian Wanadi (85)
Guntur (79)
Deasy Kanggeraldine (73)
Michael Cuandri (70)
Cindy Claudia S (81)

Kevin Berto (63)

Michael Nicola (81)
Shavina Hendra (91)
Satrio Bangso S (83)
Vania Jolie (88)
Sheny Tanjaya (84)
Kristian Ananda (78)
Yien-Yien (76)

Nilai Ujian Mid Semester I


Bahasa Indonesia Kelas VIA3 2009 - 2010


Rhoven Cristiansen (63)
Wedya Hartiwi Putri (85)
Theophany M (92)
Clarice Khobert (75)
Stieven (64)
Yori Bago (77)
Wilfo Minarni (90)
Imanuel Belly (84)
Devi Kumala S ( - )
Fyero Crisminanda (81)
Ryan Noverto C (79)
Jessica Aurora S (87)
Hansen Wijaya (73)
Setyadi Darmawan (73)
Jesi Mela Rosinta (68)
Vincent (76)
Vivien (81)
Hana Putri Lieda (76)
Janice Wijaya (70)
Yoko Christoffel (89)
Winarto Satyo (63)
Jonathan (68)
Ryan Hanschen (74)

Nilai Mid Semester I Bahasa Indonesia


Kelas VIA2 2009-2010

Sugi (76)
Chelsia (92)
Wivan (62)
Veren (63)
Kevin (68)
Stephanie (89)
Weidy (72)
Tri Eka (44)
Teresa (95)
Jesicca (83)
Silvia (86)
Fransiskus (69)
Vivian (85)
Pieter (82)
Richa (87)
Erlina (84)
Desi (82)
Yohana (91)
Chendy (70)
Eva (83)
Vania (87)
Wynona (85)