Kamis, 28 Mei 2009

Lilin Kecil VS Kesombongan

Renungan Kristen di Harian Metro Riau

Konon di sebuah negeri hiduplah orang-orang yang menyombongkan diri. Sayang keseombongan mereka itu akhirnya merendahkan diri sendiri. Bermula ketika sebuah paku yang kecil berkarat dan tidak menarik sama sekali untuk dipandang. Setiap yang memandang, merendahkannya sebagai paku yang berkarat, tak berguna dan tentu saja mudah untuk ditaklukkan.

Sebuah parang yang besar dan tajam sengaja menantang teman-temannya akan kemampuannya menundukkan dan menghancurkan si paku. Dia pun beraksi menundukkan si paku. Berkali-kali bilah parang yang besar dan tajam itu menghantam tubuh si paku, namun apa yang terjadi. Si parang yang tajam itu akhirnya tumpul dan tak mampu menghantam tubuh si paku kecil dan berkarat. Dengan rasa malu akhirnya paku menyerah dengan mata parangnya yang sudah tumpul.

Akhirnya dengan arogan si palu pun maju dan ingin mencoba kekuatannya. Memang si palu mampu menaklukkan si paku bahkan paku bisa masuk ke dalam kayu atau beton setiap kali titokokkan. Namun hal itu tidak bisa memusnahkan si paku yang berkarat. Si paku tetap saja pada wujud semula walaupun dia telah masuk ke dalam kayu atau beton yang titokok kan. Akhirnya si palu menyerah, tak mampu menghancurkan tubuh si paku.

Kembali Keduanya gagal menaklukkan si paku yang berkarat ini. Namun sebuah gergaji besi sesumbar akan mudah menaklukkan si paku. “Aku akan mengoyak-ngoyak dan menghancurkan tubuh si paku sampai lumat,” katanya dengan bermegah diri.

Dia pun mulai menggergaji paku itu. Si paku bisa patah berkeping-keping. Namun si paku tetap utuh, tak bisa musnah sama sekali. Dengan rasa malu si gergaji besi menyerah.

Akhirnya giliran terakhir, si lilin kecil. Teman-temannya semua menganggap remeh si lilin kecil. Mereka tidak percaya bahwa si lilin kecil mampu memusnahkan si paku berkarat yang telah mempermalukan mereka.

Secara berlahan dan pasti si lilin kecil tampil, tetapi dia tidak pernah menyombongkan diri. “Saya akan coba semampu yang kumiliki,” katanya pada teman-temannya. Dia tidak pernah menyepelekan. Dia tidak pernah menganggap remeh (sombong) pada diri si paku dan teman-temannya.

Berlahan-lahan namun pasti, tubuh si paku meleleh. Lama ke lamaan akhirnya tubuh si paku sama sekali meleleh dan hancur. Ternyata dengan api yang dihasilkan si lilin kecil telah mampu menaklukkan si paku. Dia bukan saja menghancurkan, namun melelehkan seluruh paku itu menjadi tak berbentuk.

Ternyata si lilin kecil, walaupun dengan lemah lembutnya, dia mampu menghasilkan tenaga yang maha dasyat. Tuhan telah memberikan kekuatan yang sempurna padanya untuk mencairkan tubuh si paku.

Dari ilustrasi di atas, selama ini segala kesombongan dunia yang terjadi dan menjadi kebanggaan bagi sebagian kita. Seseorang yang baru saja menduduki jabatan di perusahaan atau instansi pemerintah terkadang muncul kesombongan. Menganggap segala keberhasilan yang diraihnya merupakan usahanya sendiri. Lupa daratan, lupa segalanya. Orang-orang seperti ini tidak menyadari bahwa keberhasilannya adalah berkat dari Tuhan. Keberhasilannya adalah bantuan dari teman-teman sejawatnya.

Namun anehnya, terkadang kekristenan kita, juga terkesan sombong dan bermegah. Menganggap sebagai orang yang memiliki harta yang lebih dari anggota jemaat yang lain. Menunjukkan kemewahan dan menyepelekan orang lain. Orang lain di anggap rendah. Orang lain dianggap “sampah.” Hanya dialah yang terhormat. Hanya dialah yang memiliki harta yang banyak. Tak pernah memandang sekitar. Yang dipandangnya hanya dirinya sendiri. Orang lain dianggapnya lebih rendah darinya. 

Bahkan hanya dialah yang pantas dihormati, diperhatikan dan pusat segala pandangan mata. Walaupun dia pergi ke gereja hanya sebagai pameran mobil, cincin emas, kalung berlian serta gelang emas yang besar. Hal inilah yang membuatnya sombong.

Baru mempunyai harta sedikit, terkadang kita langsung sombong. Kesombongan hanya akan membuat kemaluan diri. Orang-orang sombong pasti akan mendapatkan buah dari kesombongannya itu. Sebagai manusia, kita tak sepantasnya sombong. Sebab Tuhan saja sebagai penguasa hidup kita tak pernah sedikit pun menyombongkan diri. Pada hal kita telah diberikan dunia dan segala isinya. Kalau Tuhan mau, semua yang kita miliki secara sementara itu bisa diambilnya. Sebab hidup hanyalah sementara. 

Kita hanya penumpang sesaat di dunia ini. Jadi tak ada yang pantas untuk disombongkan. Ingatlah selalu ayat renungan pada buku Amsal 11:2 (Jikalau keangkuhan tiba, maka tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati).

Yesaya 23:9 (Tuhan semesta alam yang telah memutuskannya untuk mematahkan kesombongan, untuk menghinakan segala yang permai dan semua orang yang mulia di bumi). ***


Erwin Hartono, S.Pd
Guru SD Kristen Kalam Kudus Pekanbaru



Rabu, 13 Mei 2009

Nilai Praktek Bahasa Indonesia Semester II 2009

Nilai Praktek Bahasa Indonesia
(Visualisasi Puisi) Semester II
Kelas VIA3 dan VIA4 SD Kalam Kudus Pekanbaru, April 2009



                                                  Kelas VIA3

1. Willy Anthony (87)                          
2. Felicia Wijaya (90)
3. Yenni A (83)                                       
4. Calvin Enrico (79)
5. Wincent (77)                                      
6. Rio Nike (92)
7. Elfina (92)                                           
8. Gracia Johan (92)
9. Joshua (86)                                       
10. Rockyano (89)
11. Meilita Kainardi (88)                  
12. M. Dhuana (86)
13. Agustine (86)                                  
14. Messy Rusita (82)
15. Juwita (90)                                      
16. Salim Wijaya (82)
17. Angela Stevani Indra (83)        
18. Eric Winata (83)
19. Andy (92)                                         
20. Dea Jolie Chrestella (95)
21. Rinaldo Jonathan (70)               
22. Anna Emilyn (95)




                                       Kelas VIA4



1. Vionna (73)                                          
2. Mansell Xaverius (94)
3. Clarina Efendi (87)                          
4. Louisiana (79)
5. Kelvin Kurniawan (79)                   
6. Willy Wibowo (85)
7. Aginta Livia (86)                               
8. Yenti (84)
9. Willy (85)                                            
10. Graciana Mulyani (84)
11. Sharon Cristy (94)                         
12. Fanny (80)
13. Adeline Liu (86)                             
14. Jesisca Romauli (87)
15. Elfira Listiyani (93)                      
16. Danies Stevandies (76)
17. Louis Juliendo (85)                       
18. Agus Alek Sander (76)
19. Alfindo Juliendo (85)                   
20. Julharman Asverawan (76)
21. William Fernandes (87)              
22. Steven (87)
23. Jveliana Fransiska (81)              
24. Jefri (85)




Guru Bidang Studi

              ttd

Erwin Hartono, S.Pd